Puan meminta pemerintah untuk siaga dan sigap melakukan tanggap darurat menyusul banyaknya bencana alam yang terjadi belakangan ini. Puan mengingatkan perlunya penanganan khusus bagi balita, anak-anak, dan masyarakat berkebutuhan khusus. BMKG pun melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 5 di Sinabang, Kabupaten Simeulue, Aceh, Sabtu malam (4/12) Pukul 22.29 WIB.
“Karena gempa susulan masih terjadi, maka mohon agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” katanya. Gempa berkekuatan 5,1 M ini terjadi akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut. Menyikapi adanya potensi gempabumi susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, BNPB memberi imbauan kepada masyarakat khususnya yang berada di wilayah terdampak agar tidak panik namun tetap waspada.
Menurut dia, potensi gempa tersebut akan menyebabkan kerusakan yang berdampak ke 200–250 kilometer dari bibir pantai dengan sumber gempa sudah ada di sana dengan magnitudo 7,0. Termasuk di daratan juga ada, sehingga sudah harus bersiap dari sekarang. “Kerusakan akibat gempa ini yakni satu unit rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang, enam unit rumah rusak ringan serta satu pondok pesantren rusak ringan,” kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya. Masyarakat di wilayah Maluku diharap tetap waspada dengan potensi gempa.
Meski begitu, BMKG meminta warga yang tinggal di daerah sekitar pusat gempa menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Selain itu, memeriksa bangunan tempat tinggal guna memastikan tidak ada kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah. Guncangan gempa ini dirasakan di wilayah Tanjung Redeb dan Tabalar dalam skala intensitas II-III MMI dimana guncangan dirasakan warga yang sedang tidak tidur.
Abdul mengatakan, dari laporan BPBD setempat guncangan gempa dirasakan kuat di wilayah Kabupaten Jember dan Kabupaten Lumajang. Getaran juga dirasakan di Kabupaten Probolinggo dengan tingkat keguncangan lemah. Gempa itu juga mengakibatkan 11 Kepala Keluarga terdampak dan dalam pendataan tim kaji cepat. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pusat Pusat Pengendali dan Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melakukan pemutakhiran dampak gempa bumi yang terjadi di Jember Provinsi Jawa Timur. Hasil pendataan sementara per Kamis (16/12) pukul 12.26 WIB melaporkan terdapat 31 rumah rusak dengan tingkat kerusakan beragam, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat. Ia memerinci jumlah rumah warga yang rusak akibat gempa di Pasilambena sebanyak 43 unit, di Takabonerate satu unit, di Pasimasunggu empat unit, dan di Pasimarannu 298 rumah.
Selain itu pula, 23 warga yang jadi pasien di RS darurat di bandara itu, turut pula dikunjungi oleh Presiden Joko setibanya ia di sana, pukul 10.15 WIT. Dalam kunjungan itu pula, ia juga sempat mengunjungi Petobo, juga sempat meninjau PLN yang diperbaiki sekitar 500 orang. Daryono menjelaskan, wilayah Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa yang berdekatan dengan sumber gempa dari Sesar Merapi-Merbabu dan Sesar Rawa Pening, perlu dilakukan edukasi mitigasi gempa bumi. Misalnya dengan mendirikan bangunan tahan gempa atau ramah gempa, dan memahami cara selamat saat terjadi gempa. “Karena gempa kuat dapat terjadi kapan saja dari sumber gempa sesar aktif terdekat,” ujarnya.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Daryono mengatakan gempa ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Guncangan gempa ini dirasakan di wilayah Tanjung Redeb dan Tabalar dalam skala intensitas II-III MMI. Guncangan yang mencapai skala intensitas III MMI, sebutnya, belum merusak. Akibat guncangan gempa bumi, beberapa saat setelah puncak gempa terjadi muncul gejala likuefaksi yang memakan banyak korban jiwa dan material.
Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menuturkan, gempa tersebut terjadi di Laut Flores. “Pascagempa M7,4 hingga hari Rabu, 15 Desember 2021 pukul 20.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak 390 kali di Laut Flores,” kata Daryono di laman Twitter pribadinya, Rabu malam. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dalam lempeng .
Kaltimtoday.co, Tenggarong – Mengantisipasi sejak dini terjadinya getaran gempa sampai di daerah lain, yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur hingga menimbulkan korban. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kalimantan Timur melakukan Sosialisasi dan Sinkronisasi Informasi Hasil Kajian Kerentanan Seismik di Kutai Kartanegara . ”Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yamg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke rumah,” tutur Ma’muri. JAKARTA, iNews.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat saat ini terjadi 15 kali gempa susulan pascagempa utama dengan kekuatan Magnitudo 7,4 di Larantuka, NTT. Maksimal kekuatan gempa yakni Magnitudo 5,6.
“Masyarakat kita imbau tetap tenang, tidak perlu panik. Karena ini sifatnya gempa dangkal dan lokal,” jelas Setyoajie Prayogie. Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayogie mengatakan, rentetan gempa yang muncul di Salatiga disebabkan pergerakan sesar Merapi Merbabu dan kondisinya saat ini sangat aktif. Gempa tersebut juga dirasakan oleh warga Maumere, Kupang NTT. Warga tampak panik dan berhamburan. Bantuan untuk korban banjir dari institusi pemerintah maupun lembaga sosial masyarakat pun terus mengalir. Peneliti PGR 1 Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Marzuki Sinambela menjelaskan, gempa yang terjadi dalam sepekan terakhir didominasi oleh gempa dengan magnitudo kecil dari 4.0 dengan kedalaman dangkal dan sangat lokal.
“Ini diluar skenario pemodelan BMKG, artinya jika gempa dengan magnitudo lebih besar terjadi maka kerusakan yang ditimbulkan akan jauh lebih besar dan luas karena struktur bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa,” tambahnya. Beberapa menit kemudian, Wayan dan warga mendapatkan informasi dari media sosial bahwa pusatgempaberada di Jember. Terkait gempa tersebut, BMKG meminta warga untuk berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan. NUSADAILY.COM – JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat gempa bumi dengan magnitudo 4,1 mengguncang Berau, Kalimantan Timur, Jumat pukul 00.42 WIB. Seperti diberitakan sebelumnya, Gempa bumi berkekuatan M7,5 mengguncang Barat Laut Larantuka, NTT. BMKG pun segera mengeluarkan peringatan dini Tsunami untuk wilayah Maluku, NTB, NTT, Sulsel dan Sultra.
“Frekuensi dari aktivitas gempa bumi susulan itu sudah menurun,” imbuhnya. Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daryono mengatakan, rentetan gempa susulan itu menunjukkan tren penurunan baik intensitas maupun frekuensi, namun masyarakat tetap diminta untuk waspada. Gempa susulan merupakan fenomena yang lazim setelah terjadi gempa besar. SORONG, iNews.id – Sebanyak 119 gempa bumi susulan terjadi di Sorong selama dua hari terakhir.
Dilansir dari Kompas.com, yang mengalami kerusakan tak hanya rumah, tetapi juga gedung sekolah dan tempat ibadah. SIKKA, iNews.id – Ratusan warga Desa Nangahele, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur pascagempa masih enggan kembali ke rumahnya. Mereka yang masih trauma memilih tidur di atas bukit kebun-kebun warga beralaskan daun pisang.
Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa warga hingga hari ini masih memilih tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun menggunakan terpal. Dengan demikian, kejadian gempa itu bukan merupakan perulangan dari gempa di Flores berau pada 12 Desember 1992 yang diikuti gelombang tsunami yang menewaskan 2.100 jiwa. Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, hingga hari ini, beberapa warga masih memilih tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun menggunakan terpal.
“Guncangan gempa ini dirasakan di wilayah Tanjung Redeb dan Tabalar dalam skala intensitas II-III MMI. Guncangan dirasakan warga yang sedang tidak tidur,” imbuhnya. Menurut Dr. Bagus, kebutuhan air bersih dan MCK yang baik sangat mendesak. Dampaknya pun bisa massal karena banyak masyarakat yang mengungsi sampai lebih dari 2-3 minggu.
Kondisi lalu lintas pun menjadi semrawut, macet pun tak terhindarkan. Mobil dan motor tertahan di jalan raya karena mogok kehabisan bahan bakar. Pada Jumat malam, ratusan warga Mamuju telah pergi mengungsi karena khawatir akan datangnya tsunami. Kemudian akibat dari bencana ini, sekitar korban gempa mengungsi, pada 24 titik di kota Palu. Pusat gempa bumi berada di darat, sekitar Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Diduga kuat pemicu gempa ini adalah sumber gempa di Zona Sesar Mangkalihat ,” jelas Daryono. Daryono menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa di Berau merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Bambang mengatakan Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Gempa bumi Sumatra Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter atau 7,9 Skala Richter mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan. BMKG meminta masyarakat di lokasi gempa untuk tidak panik dan selalu waspada. Yang pasti, belajar dari berbagai kasus di berbagai wilayah, gempa swarm sebenarnya tidak membahayakan sepanjang bangunan rumah di zona kerumunan tersebut memiliki struktur yang kuat.
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.
Daryono mengatakan, magnitudo awal menunjukkan kekuatan gempa 5,1, kemudian diperbarui menjadi 5,0. Dari pantauan, warga Kota Taliwang meninggalkan aktivitasnya karena panik merasakan getaran gempa. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui apakah ada korban jiwa atau tidak.